Senin, 16 Februari 2015

Mengenang Kenangan

Posted by Anonim at 2/16/2015 08:45:00 PM
Tulisan ini akan menjadi tulisan tanpa titik. Karena aku masih bingung dari mana memulainya dan dimana mengakhirinya. Atau karena aku masih yakin bahwa sudut dimana aku akan mengakhirinya juga. Lalu, kenapa setiap manusia harus memulai sesuatu? Berjalan tanpa pasti yang sebenarnya hanya menunggu akhirnya? Aneh. Ini hanya keanehan yang tak mampu terjamah oleh nalar kita.
Sama seperti aku.

Setelah pagi dengan awan kelabu ini, aku akan mulai merangkum skenario tentang kita. Lebih tepatnya mengenang skenario kita dulu.
Kenangan takkan pernah ada kalau kita tidak diberi ingatan. Tapi, kita adalah makhluk dengan ingatan yang kuat. Maka terciptalah kenangan itu. Tak peduli itu indah atau tidak.
Sama seperti aku.
Aku benci pada bagian ini. Harus mengakui bahwa aku sedang melakukan pekerjaan bodoh. Aku hanya mengenang. Mengenang kamu dengan segala kamu. Mengenang kita dengan segala kita. Mengenang skenario tentang kita dulu. Mengenang luka. Mengenang sakit. Mengenang dendam. Mengenang cinta. Mengenang rindu. Mengenang jalan batu kerikil yang sekarang mungkin sudah beraspal. Mengenang bagunan yang sudah berfondasi dengan batu pualam yang kokoh. Mengenang mimpi. Mengenang bait-bait puisi tanpa titik. Dan, terus mengenang.
Ini akan jadi kenangan tanpa ujung. Apakah tulisan ini benar-benar tak butuh titik. Aneh.
Atau.
Sebentar.
Mungkin ini hanya skenario yang takkan pernah berganti menjadi sebuah film. Takkan pernah terwujud menjadi bagian sebuah film. Karena ini hanya sebuah skenario tanpa pemain. Ini hanya skenario berisi kenangan. Apalah arti skenario jika tanpa sutradara?
Sama seperti aku.
Aku mengenang kenangan sendirian. Aku hanya merangkum skenario berisi kenangan. Tapi, tak mungkin akan berubah menjadi sebuah film. Karena kurang kamu. Apalah artinya kenangan tanpa kamu. Dan tanpa kamu, tulisan ini sia-sia.
Sama seperti aku
Aku terus mengenang kenangan, dan sangat sia-sia.
Sema seperti diriku.
Sekuat apapun aku menghindar untuk tidak mengenangmu.
Aku tetap masih mengenangmu.
Melakukan pekerjaan sia-sia ini sendirian.
Merangkum skenario ini sendirian.
Menulis bait-bait ini sendirian.
Dan sia-sia.
Sampai bait ke berapa pun. Tulisan ini hanya akan berisi kenangan.
Aku akan membiarkannya bergerak.
Menemukan titik dengan sendirinya.
Ya. Sebuah titik
Karena, tulisan ini akan tetap butuh titik.

0 comments:

Posting Komentar


Diberdayakan oleh Blogger.

Asmaul Husna


Social Icons

Featured Posts

 

Senyum Sukacita Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review